PENDAHULUAN
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di
Kepulauan Nusa Tenggara tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo berada di sebelah
timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Pulau ini dikenal sebagai
habitat asli hewan komodo. Pulau ini merupakan kawasan Taman Nasional Komodo
yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Luas wilayah Taman Nasional Komodo sekitar
1817 km2. Taman nasional ini berfungsi untuk melindungi hewan komodo beserta
lingkungan hidupnya. Perairan utara pulau komodo merupakan perairan hangat
hasil pertemuan arus dari Laut Banda dan Flores. Sebaliknya, perairan selatan
menawarkan perairan dingin dari arus Samudera Indonesia. Kombinasi kedua
karakter perairan yang berbeda ini menghasilkan ekosistem bawah laut yang kaya.
Penelitian kali ini dilakukan di perairan kepulauan
komodo dalam kegiatan Sail Komodo, dalam penelitian kali dengan mengetahui
karakter massa air di perairan tersebut sehingga dapat diketahui juga kondisi
dan perubahan iklim yang terjadi di perairan tersebut. Faktor utama dari
perubahan iklim yaitu dipengaruhi oleh Suhu. Dan parameter air laut lainnya
sebagai faktor pendukung dari perubahan iklim.
Dapat diketahui, jika disuatu perairan memiliki suhu yang tinggi yang
menyebabkan perairan yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, dan
sebaliknya jika disuatu perairan
memiliki suhu yang rendah akan menyebabkan pengupan rendah dan curah
hujan yang rendah.
Oleh
karena itu diperlukannya alat dan metode yang dapat mendeteksi nilai karakter temperatur
di wilayah suaru perariran secara lebih akurat, cepat, dalam jangkauan yang
luas , tidak menggangu biota dan tidak merusak lingkungan. Alat yang dimaksud
adalah CTD(Conductivity, Temperatur, Density)
dan ADCP. CTD adalah alat yang
merekam data adari hasil survey laut pada wilayah dan kedalaman yang telah
ditentukan, yang kemudian data tersebut akan diolah dengan beberapa program
aplikasi software yang mendukung seperti program aplikasi SeaBird, MATLAB, dan
Ms.Excel yang digunakan untuk mengolah
data karakteristik massa air laut yang didapat saat CTD diturunkan. CTD
mengontrol setiap kegiatan akuisisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi,
kronologis kegiatan pengoperasian CTD dapat terekam dengan menggunakan CTD.
ADCP (Accoustic Doopler Current Profiler) digunakan untuk mengetahui nilai dan
arah arus dari perairan tersebut dengan prinsip penggunaan alat menggunakan
gelombang sonar (akustik).
Tujuan
Tujuan dari penelitian kali ini untuk mengetahui
pengaruh karakterisasi temperatur terhadap perubahan iklim pada perairan
sekitar Pulau Komodo dan dapat dijadikan informasi
kepada masyarakat.
METODOLOGI
Gambar.
Lokasi Stasiun Penuruan CTD di sekitar Perairan Pulau Komodo
Waktu dan Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 6 september 2013 – 25 September 2013. Lokasi
yang akan dijadikan tempat penelitian karakterisasi temperatur terhadap
perubahan iklim dilakukan di Perairan sekitar Pulau Komodo, Kepulauan Nusa
Tenggara.
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perangkat
Keras terdiri dari komputer,GPS (Global Positioning System),CTD,
Perangkat Alat CTD, ADCP,PCADCP, Kamera,Kapal Survey Baruna Jaya IV dan Alat
tulis.
2. Perangkat
Lunak terdiri dari MATLAB 7. SeaBird dan
Microsoft Office 2007.
Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Data
curah hujan dari BMKG, Data Pasang surut
dari Bakosurtanal. dan data parameter
air laut dari penurunan CTD di beberapa stasiun.
2.
Prosedur Penelitian
Pengolahan Data
Dari hasil penurunan
CTD didapatkan data mentah yang masih berbentuk format hex sehingga harus
dikonversikan menjadi data berbentuk format .cnv agar dapat diubah menjadi
bentuk format .txt yang pada akhirnya akan diberikan header pada format .txt
tersebut.
Alurnya sebagai
berikut :
Pengoversian Data :
Data Hasil laut yang berbentuk .hex dikonversi dengan program software
SeaBird menjadi bentuk .cnv kemudian didapat nilai-nilai variabel-variabel yang
diinginkan beberapa contohnya nilai kedalaman, tekanan, temperatur,
konduktivitas, dan salinitas. Lalu data-data berformat .cnv tersebut
dikonversikan menjadi bentuk .txt. Data dalam bentuk .txt tersebut diberi
header Nama Survei, Nama kapal, lokasi, nama stasiun, latitude, longitude,
waktu(tanggal/bulan/tahun), jam, peneliti, alat yang digunakan. Dan membuang
data kedalaman yang bernilai negatif (yang dikarenakan alat belum masuk kedalam
air) dan juga membuang data saat alat ditarik keatas dengan ciri – ciri
terdapatnya kedalaman maksimal atau dapat disebut juga difilterisasi.
·
Untuk data arus, data arus didapat
dengan menggunakan alat ADCP dengan menggunakan prinsip gelombang sonar, PCADCP
sebagai receiver data. Data arus akan terekam yang kemudian akan diolah
menggunkan program software MATLAB.
Analisis Data
- Setelah nilai-nilai parameter air laut di dapat, maka diketahui nilai-nilai parameter air laut yang mempengaruhi iklim dan curah hujan di wilayah Perairan pulau komodo
HASIL
SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA
PEMBAHASAN
Thermoklin
adalah lapisan transisi antara mixed layer di permukaan dan lapisan air dalam.
Dan mixed layer dekat dengan
permukaan dimana temperaturnya kira-kira sama dengan permukaan. Di lapisan
thermoklin, temperatur berkurang dengan drastis dari temperatur mixed layer
hingga temperatur air dalam yang lebih dingin.
Mixed layer dan deep layer memiliki temperatur yang
relative seragam, sedangkan termoklin merepresentasikan zona transisi antara
dua lapisan itu
Grafik
pada kesembilan stasiun pada sekitar perairan pulau komodo menunjukan nilai
temperatur yang berlawanan terhadap kedalaman, dimana suhu semakin menurun
seiring bertambahnya kedalaman.
Penurunan
CTD pada perairan pulau komodo dimulai dari stasiun 6, pada stasiun 6 CTD
diturunkan pada kedalaman 0-120m, mixed layer berada pada kedalamam 0-50m
dengan temperatur 27-280C, mengalami thermoclin pada kedalaman
>50m-120m, mengalami perubahan suhu daro\i 27-210C, sedangkan
pada stasiun 7 CTD diturunkan sampai kedalaman 100meter. Mixed layer berada
pada kedalaman 0-70meter suhu berkisar antara 27,20C-26,80C
sedangkan pada grafik terlihat pada kedalaman lebih dari 70-100meter mengalami
thermoclin temperatur 26,80C-25,60C. Pada stasiun 8 CTD
diturunkankan pada sampai dengan kedalaman 140meter, pada kedalaman 0-80 suhu
±260C sedangkan thermoclin pada stasiun 8 terjadi pada kedalaman
>80m-140meter mengalami perubahan suhu 260C-160C. Pada
stasiun 9 CTD dirunkan sampai kedalaman 180meter mixed layer pada kedalaman
0-80meter dengan suhu 250C-120C, dan mengalami thermoclin
pada suhu 250C-120C. Pada stasiun 10 CTD diturunkan
sampai kedalaman 300meter, mixed layer berada pada kedalaman 0-100meter dengan
suhu 26,30C-260C dan thermoclin pada kedalamran
100m-300meter dengan suhu 25,60C-100C. Stasiun 11 CTD
diturunkan sampai kedalaman 150meter mengalami mixed layer pada kedalaman
0-60meter dengan suhu 270C, dan mengalami thermoclin pada kedalaman
>60m-150m, mengalami perubahan suhu 270C-140C. Stasiun
12 penurunan CTD sampai kedalaman 250meter, pada kedalaman 0-125meter suhu
cenderung stabil 270C, mengalami thermoclin pada kedalaman
125meter-250meter dengan suhu 26,50C-130C. Pada stasiun
13 penurunan CTD sampai pada kedalaman 180meter, mixed layer pada kedalaman
80m-200m, dengan suhu 270C
dan mengalami thermoclin pada suhu 26,50C -130C.
Pada stasiun 16 CTD diturunkan sampai kedalaman 300meter, mixed layer berada
pada kedalaman 0-75meter dengan suhu 270C, dan mengalami thermoclin
pada perubahan suhu 260C-120C.
Dari
hasil analisis kesembilan stasiun tersebut, diketahui wilayah perairan sekitar
pulau komodo pada zona mixed layer atau perairan pada kedalaman 0-100meter
memiliki nilai temperatur berkisar antara 260C-270C yang
cenderung normal yang menyebabkan curah hujan tidak tinggi ataupun rendah,tidak
ada presipitasi yang berlebih. Diketahui jika disuatu perairan memiliki suhu
yang tinggi berkisar 300C-350C yang menyebabkan perairan
yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, dan sebaliknya jika disuatu
perairan memiliki suhu yang rendah
berkisar <200C akan menyebabkan pengupan rendah dan curah hujan
yang rendah. Perubahan iklim, dan perubahan hujan juga dipengaruhi oleh nilai
besar dan arah arus dari perairan tersebut. Dengan mengetahui arah gerak dan
besar kecepatan arus maka dapat diketahui kemana arah gerak curah hujan
mengarah.
Dalam grafik
dapat dilihat adanya ketidakstabilan data yang diperoleh, hal in dapat
dipengaruhi oleh gangguan alam seperti massa jenis air, gravitasi bumi, dll.
Selain itu gangguan juga dapat berupa terbelitnya kabel winch dibawah dan
terpaksa harus dinaikkan hingga kedalaman tertentu sampai alat tidak terbelit
lagi, juga karena kecepatan penurunan alat yang tidak konstan (terlalu cepat)
sehingga didapatkan data yang tidak presisi.
KESIMPULAN
Dapat
disimpulkan dari penelitian karaterisasi temperatur terhadap perubahan iklim
pada perairan sekitar pulau komodo memiliki nilai temperatur normal berkisar 260C-270C,
yang menyebabkan curah hujan tidak tinggi ataupun rendah,tidak ada presipitasi
yang berlebih. Dapat diketahui pengaruh suhu terhadap perubahan iklim yaitu jika
disuatu perairan memiliki suhu yang tinggi berkisar 300C-350C
yang menyebabkan perairan yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi,
dan sebaliknya jika disuatu perairan
memiliki suhu yang rendah berkisar <200C akan menyebabkan
pengupan rendah dan curah hujan yang rendah. Perubahan iklim, dan perubahan
hujan juga dipengaruhi oleh nilai besar dan arah arus dari perairan tersebut.
Dengan mengetahui arah gerak dan besar kecepatan arus maka dapat diketahui
kemana arah gerak curah hujan mengarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar