Rabu, 05 Februari 2014

Yuk kita lihat ekspedisi riset kelautan di perairan Pulau Komodo



PENDAHULUAN
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Pulau ini dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Luas wilayah Taman Nasional Komodo sekitar 1817 km2. Taman nasional ini berfungsi untuk melindungi hewan komodo beserta lingkungan hidupnya. Perairan utara pulau komodo merupakan perairan hangat hasil pertemuan arus dari Laut Banda dan Flores. Sebaliknya, perairan selatan menawarkan perairan dingin dari arus Samudera Indonesia. Kombinasi kedua karakter perairan yang berbeda ini menghasilkan ekosistem bawah laut yang kaya.
Penelitian kali ini dilakukan di perairan kepulauan komodo dalam kegiatan Sail Komodo, dalam penelitian kali dengan mengetahui karakter massa air di perairan tersebut sehingga dapat diketahui juga kondisi dan perubahan iklim yang terjadi di perairan tersebut. Faktor utama dari perubahan iklim yaitu dipengaruhi oleh Suhu. Dan parameter air laut lainnya sebagai faktor pendukung dari perubahan iklim.  Dapat diketahui, jika disuatu perairan memiliki suhu yang tinggi yang menyebabkan perairan yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, dan sebaliknya jika disuatu perairan  memiliki suhu yang rendah akan menyebabkan pengupan rendah dan curah hujan yang rendah.
Oleh karena itu diperlukannya alat dan metode yang dapat mendeteksi nilai karakter temperatur di wilayah suaru perariran secara lebih akurat, cepat, dalam jangkauan yang luas , tidak menggangu biota dan tidak merusak lingkungan. Alat yang dimaksud adalah CTD(Conductivity, Temperatur, Density) dan ADCP. CTD adalah alat yang merekam data adari hasil survey laut pada wilayah dan kedalaman yang telah ditentukan, yang kemudian data tersebut akan diolah dengan beberapa program aplikasi software yang mendukung seperti program aplikasi SeaBird, MATLAB, dan Ms.Excel yang digunakan  untuk mengolah data karakteristik massa air laut yang didapat saat CTD diturunkan. CTD mengontrol setiap kegiatan akuisisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi, kronologis kegiatan pengoperasian CTD dapat terekam dengan menggunakan CTD. ADCP (Accoustic Doopler Current Profiler) digunakan untuk mengetahui nilai dan arah arus dari perairan tersebut dengan prinsip penggunaan alat menggunakan gelombang sonar (akustik).

Tujuan
Tujuan dari penelitian kali ini untuk mengetahui pengaruh karakterisasi temperatur terhadap perubahan iklim pada perairan sekitar Pulau Komodo dan dapat dijadikan informasi kepada masyarakat.

METODOLOGI
Gambar. Lokasi Stasiun Penuruan CTD di sekitar Perairan Pulau Komodo

Waktu dan Tempat
            Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 september 2013 – 25 September 2013. Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian karakterisasi temperatur terhadap perubahan iklim dilakukan di Perairan sekitar Pulau Komodo, Kepulauan Nusa Tenggara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Perangkat Keras terdiri dari komputer,GPS (Global Positioning System),CTD, Perangkat Alat CTD, ADCP,PCADCP, Kamera,Kapal Survey Baruna Jaya IV dan Alat tulis.
2.      Perangkat Lunak terdiri dari MATLAB 7. SeaBird dan Microsoft Office 2007.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Data curah hujan dari  BMKG, Data Pasang surut dari Bakosurtanal.  dan data parameter air laut dari penurunan CTD di beberapa stasiun.
2.       
Prosedur Penelitian
Pengolahan Data
Dari hasil penurunan CTD didapatkan data mentah yang masih berbentuk format hex sehingga harus dikonversikan menjadi data berbentuk format .cnv agar dapat diubah menjadi bentuk format .txt yang pada akhirnya akan diberikan header pada format .txt tersebut.
Alurnya sebagai berikut :
Pengoversian Data :
Data Hasil laut yang berbentuk .hex dikonversi dengan program software SeaBird menjadi bentuk .cnv kemudian didapat nilai-nilai variabel-variabel yang diinginkan beberapa contohnya nilai kedalaman, tekanan, temperatur, konduktivitas, dan salinitas. Lalu data-data berformat .cnv tersebut dikonversikan menjadi bentuk .txt. Data dalam bentuk .txt tersebut diberi header Nama Survei, Nama kapal, lokasi, nama stasiun, latitude, longitude, waktu(tanggal/bulan/tahun), jam, peneliti, alat yang digunakan. Dan membuang data kedalaman yang bernilai negatif (yang dikarenakan alat belum masuk kedalam air) dan juga membuang data saat alat ditarik keatas dengan ciri – ciri terdapatnya kedalaman maksimal atau dapat disebut juga difilterisasi.
·         Untuk data arus, data arus didapat dengan menggunakan alat ADCP dengan menggunakan prinsip gelombang sonar, PCADCP sebagai receiver data. Data arus akan terekam yang kemudian akan diolah menggunkan program software MATLAB.

Analisis Data
  • Setelah nilai-nilai parameter air laut di dapat, maka diketahui  nilai-nilai parameter air laut yang mempengaruhi iklim dan curah hujan di wilayah Perairan pulau komodo







HASIL SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA
PEMBAHASAN
Thermoklin adalah lapisan transisi antara mixed layer di permukaan dan lapisan air dalam. Dan mixed layer dekat dengan permukaan dimana temperaturnya kira-kira sama dengan permukaan. Di lapisan thermoklin, temperatur berkurang dengan drastis dari temperatur mixed layer hingga temperatur air dalam yang lebih dingin. Mixed layer dan deep layer memiliki temperatur yang relative seragam, sedangkan termoklin merepresentasikan zona transisi antara dua lapisan itu
Grafik pada kesembilan stasiun pada sekitar perairan pulau komodo menunjukan nilai temperatur yang berlawanan terhadap kedalaman, dimana suhu semakin menurun seiring bertambahnya kedalaman.
Penurunan CTD pada perairan pulau komodo dimulai dari stasiun 6, pada stasiun 6 CTD diturunkan pada kedalaman 0-120m, mixed layer berada pada kedalamam 0-50m dengan temperatur 27-280C, mengalami thermoclin pada kedalaman >50m-120m, mengalami perubahan suhu daro\i 27-210C, sedangkan pada stasiun 7 CTD diturunkan sampai kedalaman 100meter. Mixed layer berada pada kedalaman 0-70meter suhu berkisar antara 27,20C-26,80C sedangkan pada grafik terlihat pada kedalaman lebih dari 70-100meter mengalami thermoclin temperatur 26,80C-25,60C. Pada stasiun 8 CTD diturunkankan pada sampai dengan kedalaman 140meter, pada kedalaman 0-80 suhu ±260C sedangkan thermoclin pada stasiun 8 terjadi pada kedalaman >80m-140meter mengalami perubahan suhu 260C-160C. Pada stasiun 9 CTD dirunkan sampai kedalaman 180meter mixed layer pada kedalaman 0-80meter dengan suhu 250C-120C, dan mengalami thermoclin pada suhu 250C-120C. Pada stasiun 10 CTD diturunkan sampai kedalaman 300meter, mixed layer berada pada kedalaman 0-100meter dengan suhu 26,30C-260C dan thermoclin pada kedalamran 100m-300meter dengan suhu 25,60C-100C. Stasiun 11 CTD diturunkan sampai kedalaman 150meter mengalami mixed layer pada kedalaman 0-60meter dengan suhu 270C, dan mengalami thermoclin pada kedalaman >60m-150m, mengalami perubahan suhu 270C-140C. Stasiun 12 penurunan CTD sampai kedalaman 250meter, pada kedalaman 0-125meter suhu cenderung stabil 270C, mengalami thermoclin pada kedalaman 125meter-250meter dengan suhu 26,50C-130C. Pada stasiun 13 penurunan CTD sampai pada kedalaman 180meter, mixed layer pada kedalaman 80m-200m, dengan suhu 270C  dan mengalami thermoclin pada suhu 26,50C -130C. Pada stasiun 16 CTD diturunkan sampai kedalaman 300meter, mixed layer berada pada kedalaman 0-75meter dengan suhu 270C, dan mengalami thermoclin pada perubahan suhu 260C-120C.
Dari hasil analisis kesembilan stasiun tersebut, diketahui wilayah perairan sekitar pulau komodo pada zona mixed layer atau perairan pada kedalaman 0-100meter memiliki nilai temperatur berkisar antara 260C-270C yang cenderung normal yang menyebabkan curah hujan tidak tinggi ataupun rendah,tidak ada presipitasi yang berlebih. Diketahui jika disuatu perairan memiliki suhu yang tinggi berkisar 300C-350C yang menyebabkan perairan yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, dan sebaliknya jika disuatu perairan  memiliki suhu yang rendah berkisar <200C akan menyebabkan pengupan rendah dan curah hujan yang rendah. Perubahan iklim, dan perubahan hujan juga dipengaruhi oleh nilai besar dan arah arus dari perairan tersebut. Dengan mengetahui arah gerak dan besar kecepatan arus maka dapat diketahui kemana arah gerak curah hujan mengarah.
Dalam grafik dapat dilihat adanya ketidakstabilan data yang diperoleh, hal in dapat dipengaruhi oleh gangguan alam seperti massa jenis air, gravitasi bumi, dll. Selain itu gangguan juga dapat berupa terbelitnya kabel winch dibawah dan terpaksa harus dinaikkan hingga kedalaman tertentu sampai alat tidak terbelit lagi, juga karena kecepatan penurunan alat yang tidak konstan (terlalu cepat) sehingga didapatkan data yang tidak presisi.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari penelitian karaterisasi temperatur terhadap perubahan iklim pada perairan sekitar pulau komodo memiliki nilai temperatur normal berkisar 260C-270C, yang menyebabkan curah hujan tidak tinggi ataupun rendah,tidak ada presipitasi yang berlebih. Dapat diketahui pengaruh suhu terhadap perubahan iklim yaitu jika disuatu perairan memiliki suhu yang tinggi berkisar 300C-350C yang menyebabkan perairan yang panas dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, dan sebaliknya jika disuatu perairan  memiliki suhu yang rendah berkisar <200C akan menyebabkan pengupan rendah dan curah hujan yang rendah. Perubahan iklim, dan perubahan hujan juga dipengaruhi oleh nilai besar dan arah arus dari perairan tersebut. Dengan mengetahui arah gerak dan besar kecepatan arus maka dapat diketahui kemana arah gerak curah hujan mengarah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar